Bidang Usaha Milik Pondok Pesantren ( BUMP )
Salah satu jiwa Ponpes Mawaridussalam adalah kemandirian, yang merupakan urat nadi kelangsungan bagi kehidupan Pondok Pesantren. Karena dengan kemandirian itu, Pondok Pesantren dapat menghidupi dirinya, dan tidak menggantungkan diri kepada bantuan pihak lain. Ponpes Mawaridussalam selalu dan secara berkelanjutan berusaha menciptakan unit usaha yang dikelola secara mandiri oleh para guru dan santri. Unit usaha tersebut guna menunjang proses pendidikan, pengajaran dan pengasuhan, sekaligus sebagai pengejawantahan panca jiwa yaitu mengembangkan khizanatullah. Untuk itulah, meski dengan berbagai keterbatasan, Ponpes Mawaridussalam telah membentuk Bidang Usaha Milik Pondok Pesantren (BUMP) yang langsung berkonsentrasi mengurusi pemberdayaan gerakan ekonomi di Ponpes ini.Beberapa usaha yang telah berjalan antara lain:
Toko dan Warung Pelajar
Untuk memenuhi kebutuhan santri, Ponpes Mawaridussalam membuka toko dan warung pelajar yang menyediakan dan menjual segala kebutuhan santri. TOWAPEL ini diurusi sendiri oleh santri di bawah bimbingan dan pengawasan guru-guru. Karena guru-guru di sini tidak hanya bertugas mengajar, tapi menjadi pendidik 24 jam bagi santri dan membantu Majelis Pengasuh dan Pimpinan Ponpes dalam mengasuh dan menjalankan semua program Ponpes Mawaridussalam. Setelah memulai usaha sejak tahun perdana lalu, pada tahun kedua ini, TOWAPEL semakin besar dan tertata administrasi dan manajemennya, sehingga turut menyumbang devisa bagi Ponpes Mawaridussalam.Loundry
Usaha loundry ini diadakan mengingat usia santri yang belum bisa mandiri secara penuh, dan karena padatnya kegiatan yang menyita banyak waktu. Selain memiliki nilai bisnis, kegiatan ini juga untuk meminimalisir kehilangan pakaian dan mendisiplinkan santri. Di samping itu, laundry ini juga merupakan upaya ponpes dalam memberdayakan ekonomi masyarakat sekitar, sehingga terjalin hubungan simbiosis mutualisma antara keduanya.Studio Foto
Banyaknya kegiatan tentunya menghasilkan foto dokumentasi yang banyak juga. Di samping untuk dokumentasi pondok pesantren, foto-foto itu juga bernilai bisnis dengan cara dijual kepada santri. Pekerjaan ini ditangani oleh Biro Studio Foto yang untuk sementara ini masih di-cover oleh staff bendahara. Usaha ini tidak hanya berorientasi pada profit, tapi juga mengemban misi pendidikan dengan mengajari santri teknik memotret yang baik dan memroses kegiatan potografi dari awal hingga akhir.Warung Telekomunikasi (Wartel)
Untuk menciptakan miliu pendidikan secara penuh dan bebas dari pengaruh negatif teknologi informasi, maka Ponpes Mawaridussalam melarang santrinya membawa alat-alat elektronik, termasuk hand phone. Dengan intensitas komunikasi antara santri dengan walinya, maka Ponpes Mawaridussalam membuat usaha wartel, yang diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber devisa.Karena kabel telpon belum sampai pada areal kampus Ponpes Mawaridussalam, usaha wartel ini dimulai dengan menyediakan hand phone dengan berbagai jenis sim card, sehingga membuat arus komunikasi lebih lancar dan murah.