Pendidikan pondok Pesantren (ponpes) merupakan model pendidikan Islam
 yang banyak dipakai dan berlaku di beberapa Negara Islam. Namun di 
Negara-negara itu, Pendidikan Islam telah banyak mengalami kemajuan dan 
perkembangan yang Pesat, sedangkan lembaga pendidikan ponpes di 
Indonesia masih mengalami pasang surut, bahkan lebih banyak yang kurang 
bisa eksis dan belum mampu berkembang pesat sebagaimana lembaga 
pendidikan serupa di Negara-negara Islam lainnya. Karena itu 
pengembangan ponpes di Indonesia, dan di Sumatera Utara khususnya harus 
mengambil cermin dan kaca perbandingan dari Lembaga-lembaga Islam, baik 
di dalam maupun luar Negeri.
Sejarah telah membuktikan bahwa salah satu faktor yang menjamin 
keabadian dan kelanggengan ponpes adalah status wakaf murni untuk 
kebaikan umat. Disamping besarnya permintaan dan dukungan dari 
masyarakat Desa Tumpatan Nubung Deli Serdang dan sekitarnya untuk segera
 didikrikann ponpes di wilayah mereka demi memenuhi kebutuhan 
pendidikan, terutama pendidikan agama, pendirian ponpes. Mawaridussalam 
ini dilatar belakangi oleh kesadaran mendalam akan belum adanya ponpes 
“wakaf murni” untuk umat di Sumut dengan manajemen wakaf ponpes masih 
dibatasi oleh hubungan keluarga dan kekerabatan, bukan karena kapasitas 
dan profesionalitas.
Dengan manajemen wakaf yang benar, Ponpes. Mawaridussalam digagas dan
 dicita-citakan menjadi lembaga pendidikan seperti Universitas Al-Azhar 
di Mesir, Universitas Syanggit di Mauritania, Universitas Aligarh dan 
Perguruan Santineketan di India dan ponpes Modern Gontor di Jawa Timur. 
Kelima lembaga pendidikan tersebut menjadi sintesa dan idaman pendiri 
Ponpes Mawaridussalam Deli Serdang. Dengan demikian pendirian Ponpes 
Mawaridussalam dengan status “wakaf murni” yang berlokasi di Jl. 
Peringgan Desa Tumpatan Nibung Kec. Batang Kuis Kab. Deli Serdang Sumut 
menjadi sangat penting, dibutuhkan dan perlu mendapatkan dukungan dari 
semua pihak untuk kepentingan Masyarakat, Agama, dan Bangsa.
Tidak dapat disangkal bahwa umat Islam Indonesia, juga umat Islam di 
seluruh dunia, terbagi ke dalam berbagai suku, bangsa, negara dan 
bahasa, mereka juga terbagi kedalam aliran-aliran faham agama, 
kelompok-kelompok organisasi dan gerakan baik dalam bidang politik, 
sosial, dakwah. ekonomi, maupun yang lain. Kenyataan ini menunjukkan 
adanya faktor pengkategori yang beragam. Karena itu, semua dasar 
klasifikasi tersebut tidak boleh dijadikan dasar pengkotak-kotakan umat 
yang menjurus kepada timbulnya pertentangan dan perpecahan di antara 
mereka. Maka Ponpes Mawaridussalam selalu berusaha menanamkan kesadaran 
mengenai hal ini dan mengajarkan persaudaraan dalam satu ukhuwwah 
diniyyah.
Disisi lain, banyak lembaga pendidikan yang masih timpang. Ada yang 
hanya konsentrasi di ilmu umum saja. Sebaliknya ada yang hanya 
konsentrasi di ilmu agama saja. Padahal anak didik harus dididik dengan 
kedua ilmu tersebut secara berimbang. Juga ada lembaga pendidikan yang 
didirikan oleh golongan tertentu dengan menanamkan ideologi golongan 
secara belebihan. Sehingga timbulah fanatisme golongan dan perpecahan 
diantara umat.
Belajar dari fenomena-fenomena tersebut, pendiri berusaha untuk 
membebaskan Ponpes Mawaridussalam dari kepentingan-kepentingan sempit 
dari golongan tertentu, dengan mengibarkan motto”Ponpes Mawaridussalam 
berdiri diatas dan untuk semua golongan.”
Profil Pesantren Mawaridussalam
Written By admin on Thursday, June 28, 2012 | 5:57 AM
Labels:
Profil,
Profil Pesantren Mawaridussalam
 





