Para santri/wati Mawaridussalam sempat dikagetkan dengan penampilan para asatidz dan ustadzat yang bersepeda ria menuju kelas tempat mereka mengajar, sebut saja Ustad Akbar yang bersepeda dari kelas putra ke kelas putri, bagi santri hal ini mungkin terasa aneh bahkan agak menggelikan, karena selama ini kebanyakan dari guru menggunakan kereta menuju kelas, bahkan ada yang hanya berjalan kaki.
Ustad Akbar sendiri ketika datang pertama kali ke Masa memang
sudah berencana membeli sepeda mengingat begitu luasnya areal pesantren,
ditambah lagi kebiasaan waktu santri dulu beliau selalu melihat Ustad Gontor
bersepeda diwaktu mengajar, bahkan menjadi sebuah kebanggaan jika bersepeda di
areal pondok, “kita itu seperti mengendari Harley Davidson rasanya, karena
memang sepeda itu sebuah kebanggaan di pondok, apalagi suara tlakson sepedanya,
sangat disegani santri” Ujar Ustad Akbar.
“Selain supaya mempersingkat waktu
dari kelas putra ke kelas putri, saya juga ingin menciptakan peradaban baru di
pondok ini, yaitu bersepeda menjadi suatu yang sudah biasa bahkan tidak biasa
kalau tidak bersepeda” tambah Ustad Akbar. Memang sebelum Ustad Akbar bersepeda
sudah ada beberapa Ustad lain yang sudah lebih dulu bersepeda, seperti Ustad
Agis, Ustad Syafi’i, Umi Mahani dan Umi Asnah. Namun walaupun begitu gebrakan
yang dibuat Ustad Akbar seolah-olah memberi setruman buat yang lain agar
bersepeda, dapat kita lihat Umi Khairunnisa yang ternyata juga ikut bersepeda,
padahal umur sepedanya sudah hampir 25 tahun lebih. “Umi Khairunnisa terlihat
anggun naik sepeda” Ujar Nur Sa’adah Pulungan.
Ada juga Ustad Irfan yang memperbaiki kembali sepeda sekolah
di SMP dulu, “walaupun sepeda saya kelihatan jelek, tapi saya bangga, karena
ini sepeda saya waktu SMP dulu, memang pegal-pegal kaki ini karena sudah lama
tidak bersepeda, tapi lumayanlah, selain untuk mengenang masa lalu, biar kami
bisa hemat, biaya minyak kereta yang selama ini dikeluarkan untuk biaya pampers
Nahidh” jelas Ustad Irfan sambil tertawa.
Secara tidak langsung ternyata para guru Masa telah
memberikan pendidikan yang berharga bagi seluruh santri dan santriwati
Mawaridussalam agar hidup sederhana dan hidup sehat, selain itu juga agar
menjaga udara di Mawaridussalam tetap segar dihirup oleh seluruh santri dan
santriwati.(Hartati Varadifa)